Bike Camping di Ranu Manduro - Pedal to Travel

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Tuesday, December 27, 2022

Bike Camping di Ranu Manduro

Saya akan bercerita tentang keseruan camping semalam di bekas tambang galian pasri di Ngoro, Ranu Manduro. Dilihat dari peta tempat ini tidak jauh dari jalan raya dan masih berdekatan juag dengan tambang pasir lain serta pabrik. Ya Ngoro memang kawasan industri, banyak pabrik di sini.
https://drive.google.com/uc?export=view&id=1nApn8jNxp5KESZmAqs19Q0a7c5JSQlZF
Kenapa ke Ranu Manduro? Alasan ini tentu saja karena tempatnya yang dekat dengan rumah. Saya sendiri sudah agak lama tidak gowes camping. Butuh niat dan mental yang kuat kalau mau camping di tempat yang jauh apalagi di dekat pegununagn yang banyak tanjakan itu. Ranu Manduro jadi pilihan yang mudah.

Sampai di Ranu Manduro Sore. Karena tempatnya yang tidak terlalu jauh, hanya belasan kilometer saja dari rumah. Saya berangatnya pun agak sore. Perjalanan yang santai dengan rute jalan yang landai. Sampai di Ranu Manduro sore hari menjelang magrib. Tepat saat hujan turun. Belum sempat Saya mendirikan tenda hujan mengguyur, buru-buru saya ke bangunan semi permanen bekas warung untuk berteduh.

Sehabis hujan saya lanjut mencari tempat untuk mendirikan tenda, yay akhirnya camping juga. Di tengah mendirikan tenda, belum selesai mendirikan frame dan menancapkan pasak, gerimis semakin lebat. Buru-buru Saya menyelesaikan mendirikan tenda. Saat-saat terkahir hujan semakin deras dan tenda selesai Saya dirikan. Saya masuk ke dalam tenda. Hujan semakin deras. Dari dalam tenda sayup-sayup terdengar adzan magrib, bersaing dengan gemuruh hujan. Hujan dersa ini berlansung agak lama.

Saat duduk sendirian tanpa aktifitas di dalam tenda Saya baru merasakan telapak tangan yang sakit. Baru ingat Saya tadi waktu tergesa-gesa mendirikan tenda. Pasak tenda susah menancap karena tanah tempat camping ternyata keras, di mana-mana keras. Wajar saja karena tempat ini tambang pasir dan tanah lapang tempat berdirinya tenda mungkin dulunya jalan yang dipadatkan untuk dilewati truk. Walhasil pasak hanya menancap separuh, meski dipaksa sampai tanagn sakit tetap saja cuma separuh yang menancap. Bahkan dua pasak sampai bengkok.

Pagi hari Saya bangun dengan harapan akan menemui langit cerah dengan sinaran matahari yang terik. Nyatanya pagi itu langit mendung tidak ada sinar matahari langsung bahkan sampai Saya pulang.

Pagi di Ranu Manduro terasa santai meski masih terdengar deru mesin pabrik dari sini. Tidak terlalu lantang tapi masih terdengar. Itu juga yang membuat camping di Ranu Manduro tidak terasa sepi meski sendirian. Kalau pagi ternyata tempat ini menjadi ladang menggembala sapi. Saat sedang memasak air untuk bikin kopi, terdengar sapi-sapi berdatangan. Pagi cerah dengan pemandangan puncak gunung Penanggungan tidak saya dapati hari ini.

No comments:

Post a Comment